Laman

Jumat, 23 April 2010

China Tuding Google Langgar Perjanjian

BEIJING--MI: Google telah melanggar janji tertulisnya dan sepenuhnya keliru dengan berhenti menyaring hasil pencarian bahasa Chinanya dan menuduh China melancarkan serangan. Hal itu diungkapkan seorang pejabat pemerintah China, Selasa (23/3).

Pejabat itu, yang bertugas di biro Internet di bawah Kantor Penerangan Dewan Negara, mengeluarkan komentar tersebut sekitar dua jam setelah penyedia layanan pencarian mengumumkan telah berhenti menyensor mesin pencari berbahasa Chinanya, Google.cn dan mengarahkan-kembali penggunanya di China daratan ke laman di Hong Kong.

"Google telah melanggar janji tertulis yang dibuatnya ketika memasuki pasar China dengan berhenti menyaring layanan pencariannya dan menuduh China melakukan sindiran dalam serangan yang diduga dilakukan peretas," kata pejabat itu.

"Ini sepenuhnya keliru. Kami dengan tegas menentang politisasi masalah komersial, dan menyampaikan kemarahan dan ketidakpuasan kami terhadap Google karena tindakan dan tuduhannya yang tak beralasan," kata pejabat tersebut.

Kepala divisi hukum Google David Drummond mengeluarkan pengumuman penghentian penyensoran pada satu kiriman di blog pada sekitar pukul 03:00 waktu setempat, lebih dari dua bulan setelah perusahaan itu menyatakan telah diserang oleh penyintas yang didukung oleh pemerintah China dan sedang mempertimbangkan untuk keluar dari pasar China.

Pejabat Kantor Penerangan tersebut mengatakan departemen terkait di pemerintah China berbicara dengan Google dua kali pada 29 Januari dan 25 Februari, untuk mendengarkan keinginan sesungguhnya perusahaan tersebut dan memperlihatkan ketulusan mengenai pemerintah.

Pejabat itu mengatakan pemerintah China mendorong pembangunan dan meningkatkan keterbukaannya pada Internet. "Pertukaran pendapat online sangat aktif di China dan perdagangan elektronik tumbuh dengan cepat di sini. Sebagai terlihat, lingkungan bagi pembangunan dan penanaman modal Internet di China sangat baik," kata pejabat tersebut.

China Padamkan Permainan Game Online


(Media Indonesia.com)MENTERI kebudayaan China, Rabu kemarin, mengeluarkan perintah untuk mematikan jaringan internet bagi para pemain game online, layanan mengunduh musik, maupun layanan lain berbasis website di seluruh China.

Pemutusan sementara jaringan internet ini diserukan sebagai upaya untuk menghormati dan turut merasakan duka akibat gempa di negeri Tirai Bambu itu yang telah merengut ribuan jiwa.

Perintah untuk ikut berduka ini dipenuhi perusahaan penyedia jasa layanan internet maupun game online di China. Namun mereka mengatakan perintah untuk memadamkan jaringan selama satu hari ini membuktikan bagaimana pihak berwenang di China secara tidak terduga sering mengeluarkan kebijakan yang mempengaruhi operasional perusahaan di China.

Permain popular seperti World of Warcraft, layanan mengunduh musik yang disajikan Google di China, termasuk situs rivalnya, Baidu.com, maupun game lewat jejaring sosial seperti Facebook, tidak bisa dimainkan di China selama satu hari.

Perusahaan game online Shanda Online, Tencent dan NetEase, serta operator permainan World of Warcraft telah memposting pemberitahuan bahwa permainan mereka tidak bisa dimainkan di China. Bahkan, Google.com dan Baidu.com memasang pesan tentang gempa yang melanda China.

Penghentian kegiatan hiburan bagi publik di China ini juga dilayangkan ke pengusaha-pengusaha
bioskop, tempat bermain kartu, serta tempat hiburan lainnya.